Kelahiran putraku yang kedua,penuh dengan pengalaman batin yg luar biasa,ada bahgia,sedih,terharu,penuh tangis,dan juga tawa bahagia,tapi lebih dari semua itu,ada hadiah yg luar biasa bagiku dari Allah,berupa keimanan tak tergoyahkan,akan keberadaan Allah yg menggenggam segala kuasaNya,tentang Allah yg maha teliti,dan tentang takdir yg tidak pernah bisa kita duga.Semoga tulisan ini memberi harapan bagi orang tua yg terpilih oleh Allah,memiliki titipaNya yg berkebutuhan khusus,unik dan istimewa,untuk terus berusaha menyembuhkan dan membebaskan mereka dari dunianya,yg memang menuntut kesabaran dalam mendampinginya.
Putraku terlahir sebagai anak yg ganteng,penurut dan murah senyum.Siapapun yg melihat,pasti akan terpesona olehnya.Tidak ada yg mencurigakan dari perkembangan fisiknya,dia normal seperti anak pada umumnya.Sampai pada suatu hari,tepat di usia dia yg ketiga,kami baru menyadari,anak kami belum bisa berbicara apapun juga,belum bisa berjalan,dan tidak bisa mengunyah makanan,semua dia langsung telan tanpa proses mengunyah,setelah kami amati,dia juga tidak mau kontak mata langsung,setelah kami teliti lagi,dia takut terhadap warna menyolok seperti kuning,dan takut terhadap simbol atau benda tertentu yg ini tidak terjadi pada anak lain pada umumnya.Lalu,apa yg kami lakukan kemudian?
Yang kami lakukan kemudian adalah,BElAJAr MEnERIMA TAKDIr.Dan ini tidaklah gampang,sungguh sulit kali terima.Aku butuh waktu untuk menyadari,mengakui,mengikhlaskan takdir ini.Kenapa aku? Dosa apa aku? Kenapa bukan orang lain? Bagaimana aku akan menempatkan diri? Bagaimana masa depannnya kelak? Begitu bnyk protes kepada Allah,aku tidak ikhlas,merasa tidak pantas menerima kenyataan ini,dan begitu banyak hal yg membuat aku semakin jauh dari solusi,sampailah pada suatu hari..
Aku bersepakat dengan suami,bahwa kamilah orang terpilih itu.Orang terpilih pastilah memiliki sesuatu yg istimewa,kesabaran yg istimewa,dan kemampuan yg istimewa untuk keluar dr lubang jarum ini,itulah kata kata yg aku peruntukkan buat diriku sendiri,dan juga suami,agar kami memiliki energi untuk mencari solusi.Karena kami sadar,semakin kami tunda,proses penyembuhan akan semakin lama.Menyatukan visi,misi,tujuan,dan langkah adalah pilihan terakhir bagi kami,akhirnya,aku memohon kekuatan kepada Allah,agar kami di kuatkan untuk menjadi tim yg hebat,untuk masa depan buah hati kami.
Waktu itu,memang sedang demam autis.Sidikit-sedikit di bilang autis,dan itu rupanya menjadi peluang bisnis tersendiri,sehingga banyak sekolah untuk anak berkebutuhan khusus ini,dan untuk masuk kesana budgetnya cukup besar,tapi aku kesampingkan semua itu,aku datangi sebuah sekolah yg memasang iklan besar di sebuah harian di surabaya,aku berkonsultasi,ngobrol dan aku biarkan gurunya berinteraksi dengan anakku.Aku liat dia di masukkan ke ruangan sangat kecil untuk di ajarkan fokus dan konsentrasi,aku amati,dan di akhir pelajaran aku diskusi lagi dengan gurunya,dari sini aku lihat,tidak adanya kasih sayang dari guru,baik itu tatapan mata,senyum,atau sekedar sentuhan fisik,garing banget,lalu aku bertanya pada diriku,relakah engkau,memberikan 2 jam anakmu di tangan orang lain? Pengajar yg tidak akan menyentuh hati anakmu dengan apapun juga itu? BUKANKAH ANAKKU BUKAN ROBOT,YG DI AJARKAN SESUAI BUKU YG DI PELAJARI GURU ITU SAJA? ANAKKU ADALAH UNIK,DIA SPESIAL,DAN TOUCHINGNYAPUN TIDAK BISA DI SAMAKAN DENGAN SISWA YG LAIN,YG MUNGKIN KASUSNYA MIRIP.Aku tidak sepakat dengan filosofi mengajar mereka.Kulihat,pembantuku meneteskan airmata,dia bilang,ibu,masak adik di samakan dengan anak-anak yg idiot,kita asuh sendiri saja bu di rumah.Ya,aku memahami airmatanya,putra kami itu kami asuh di rumah dengan penuh kasih sayang,pelukkan,cium dan belaian,tapi di sana dia di ajar dengan suara sekeras itu di ruang sesempit itu,ada yg tidak nyambung di sini.Bulatlah sudah langkahku unt tidak kembali lagi kesana.Kupeluk,kucium anakku,buah hatiku,aku kuatkan hati,aku janjian padanya,ibu akan carikan yg terbaik,sebisa ibu,semampu ibu.Sambil menangis kukemudikan mobilku,antara ragu,takut,tapi juga harapan,masih adakah tempat seperti harapanku?
Kawan,aku ingin katakan padamu,perjalanan dan perjuangan kami sangatlah berat,tapi alhamdulillah,suamiku memberikan support untukku tampa putus asa,dengan doa dan ikhtiar kami yg tiada putus.Meskipun seorang ahli dengan tegas mengatakan,anakku positif autis,tapi ada teriakkan dari hatiku,begitu keras,TIDAK! Antara pemberontakan,benci dan keyakinan,dalam hatia aku selalu berkata,suatu saat,semua teorimu akan kupatahkan! Barangkali saat itu aku sedang sangat putus asa,panik dan marah.Tapi hari demi hari,kami lalui dengan mencari informasi.Hingga suatu hari aku putuskan,untuk memasukkan anakku ke sekolah umum,tapi aku katakan pada gurunya,bahwa anaku berkebutuhan khusus,kami tidak banyak berharap,hanya aku ingin tau perkembangannya setelah dia berkumpul debgab teman sebayanya.
Kami juga menghadapi kenyataan yg tidak menyenangkan,ada seorang guru yg meng image kan bahwa anak kami 'sakit' sehingga orang- orang memandang kasian kepada kami,atau apabila kami ajak jalan ke mall,bila dia mendengar musik yg sangat keras anak kami akan marah besar dan berteriak sangat keras tanpa peduli orang sekitar,atau orang tua kami yg mengatakan kenapa anak pembantu saja bisa berbicara sementara anak kamu tidak? Kami mengabaikkan semua rasa sedih,tersinggung dan sakit hati,pandangan kami lurus ke depan,mencari solusi. Termasuk,ketika anak kami yg pertama pulang dari bermain sambil menangis,dia bilang,ibu teman2 ku tidak mau main sama aku klo aku bawa adik,karena adik aneh,pada saat itulah aku timbulkan rasa empati sang kakaa untuk bergabung dengan aku dan suamimu menjadi tim hebat,agar adik bisa sembuh,sampai hari ini masih terkenang olehku airmatanya,menahan sakit hati karena di cemooh tetangga,namun terima kasih dan salutku untuk putriku,atas pengorbanannya,untuk waktu dan perhatiaan kami yg lebih buat adiknya daripada buat dia sendiri.
Kemudian,perkembangan anakku di sekolah memang membanggakan secara akademis,tapi tidak secara emosi dan sosial.Dia tidak bisa memahami perintah.Dia tidak tau apa itu sedih.Dia sangat pandai membaca tapi tidak tau makna.Di kemudian hari ini aku ketahui bukan autis,tapi Gifted.Gifted adalah anak yg memiliki tanda tanda seorang autis,bila tidak tertangani dengan baik dia akan menjadi autis absolut.Tapi pada dasarnya dia adalah anak yg luarbiasa secara kecerdasan,tapi tidak dengan emosinya,kira kira begitu.Jadi anakku bisa membaca sendiri tanpa kami ajari.Ketika kami mengajari kakaknya,maka jangan kaget bila dia yg lebih dulu bisa,dia pengkopy yg hebat.Aku fikir,kami sdh semakin tau masalahnya,jadi kami harus mensegerakan solusinya.Dia bisa membaca dengan suara yg kadang kita tidak tau maknanya,,pengucapan masih tidak jelas tapi dia sangat ingin terlibat,sangat ingin di anggap ada,,dia ambisius,,bersemangat,tapi belum bisa bicara dan berjalan di usianya yg semestinya dia bisa.
Hari hari penuh perjuangan kami lalui,,alhamdulillah,,di sekolah anakku,,ada seorang guru,,yg saat itu sedang menyelesaikan tugas akhir kuliahnya dengan tema anak berkebutuhan khusus,,guru ini memang cukup berdedikasi,cerdas,kritis dan perhatian kepada anak kami,,dia jadikan putra kami sebagai obyek observasi,,bila kami ketemukan buku yg menarik,,dia yg membacanya duluan,,untuk kami diskusikan.Anak kami memang tidak bisa dekat dengan guru lain,terutama yg berintonasi keras,hanya dengan ibu guru yg satu ini saja dia merasa nyaman,untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya,,it's ok,dan sebagai tindak lanjutnya,anak kami kami jadwalkan les tambahan di rumah,masih dengan guru yang sama,terutama pelajaran kontak mata,lafal,makna kata dan menghilangkan kebiasaan buruk,kami masukkan dalam kurikulum.Misalkan,anakku akan menangis bila penyebutan nama anggota keluarga tidak urut,ayah,ibu,kakak,dia.Dan ini kita tau sebagai tanda orang autis,maka kami masukkan ini di mata pelajaran,kami acak,kami yakinkan bahwa mengacak tidaklah masalag,dan ini harus berulang sampai dia yakin semua akan baik baik saja meskipun semua yg dia susun harus di acak.Banyak yg kali lakukan,kadang saya harus menangis di tengah malam untuk proses ini,ada rasa tidak tega,sedih,lelah,kasihan,tapi aku juga menganggapnya sebagai tantangan.Sebagai imbalannya,kami sangat berbahagia luar biasa bila ada perkembangan,meski bagi orang lain ini sangatlah tidak istimewa.
Kawanku,di penghujung lelah,putus asa,kami mendapat kabar bahwa aku,suami dan sang kakak harus berangkat umroh karena kami mendapat hadiah karena anak kami menjadi juara 3 pildacil,aku dan suami mempersiapkan moment istimewa ini dengan segenap kesungguhan,kami siapkan hati,jiwa,mental untuk bertamu ke rumah ALLAH.Aku mempersiapkan doaku dengan sungguh sungguh,aku mencari tempat tempat mustajabah untuk berdoa,menangis,mohon ampun,semuanya.Kami melakukan itu tanpa lelah,tanpa henti,hanya Allahlah tumpuan harapan,kami sudah melakukan semua ikhtiar,sekarang kami memohon keajaiban kepada pemilik seluruh hidup mati kami,mohon belas kasih untuk kesembuhan buah hati kami,rasnya tidak mungkin dalam pandangan manusia,tapi tidak ada yg tidak mungkin bagi ALLAH.
Sepuluh hari kami di TANAH haram,dan ketika kami pulang ke indonesia,seminggu setelah umroh kami,putra kami,amanah ALLAH itu,sembuh,normal dan bila anda menemuinya sekarang,anda pasti tidak percaya bahwa dia dahulu adalah penyandang autis.Dia bahkan berprestasi,santun dan tidak nakal,kalaupun tanda tanda autis itu masuh ada,adalah sifat cengengnya,dan itu adalah pr kami
Kawan,yang ingin kubagi adalah,sempurnakan ikhtiar,jangan berhenti berdoa,ALLAH memiliki cara yg kadang tidak sederhana dalam menunjukkan kekuasaannya,bagi kami,dulu putra kami memang kami anggap cobaan,sekarang kami ingin katakan kepada semua,dia adalah sejarah perjalanan iman kami,dia adalah anugerah terbesar perjuangan kami dalam menyaksikan keajaiban ALLAH yang tiada batas,semoga bermanfaat kawan,tetaplah menjadi pemenang,salam kemenangan.
Alhamdulillah...senang membaca ini...dirimu lbh beruntung bunda...doakan perkembangan anakku bisa lebih baik seperti juga yang terjadi pada anakmu...
BalasHapusSalam sayang buat sikecil...semoga semakin pintar :-D
kisah bunda meneteskan air mata ku......
BalasHapussemoga kisah ini memberi inspirasi bagi orang tua lain
:)
Kisah bunda sangat menyentuh...
BalasHapusSemoga anakku bisa sembuh seperti anak bunda
Anak bunda mirip dengan anak kami, kisah bunda memberikan semangat & harapan pada kami untuk terus berjuang & berikhtiar agar anak kami dapat sembuh juga, tks.
BalasHapussubhanallah tak terasa air mata membasahi pipiku.. Bismillah doakan kami agar kami kuat, sabar, ikhlas ridho atak Amanah yang diberikan. dan anakku bisa sembuh dan berjalan selayaknya anak lain.. amiiin ya robbal alamiin.
BalasHapusterima kasih bunda atas angin sejuknya ... BISMILLAH ^_^
Saya juga memiliki anak yg memiliki ciri2 autisme...tp hati ini masih percaya dia akan sembuh seperti anak2 normal..terkadang sy rasa tertekan..sy mau belajar gmana cara tuan hadapi dengan penuh ketabahan
BalasHapusTerima kasih bunda atas tulisanmu...kami menjadi bersemangat utk tdk prng putus asa demi anak kami...kami akan terus berjuang. Doakan semoga anak kami bs normal amin...
BalasHapusTerima kasih karna sudah menulis ini , meskipun jalan hidup orang pasti berbeda tp postingan ini memberi kekuatan untuk kembali bersemangat berusahan trs agar melakukan yg terbaik sebisa mungkin ...jika kesembuhan itu kemungkinan kecil maka kemungkinan itu harus disemogakan ...semoga bagi ortu dan keluarga yg terpilih mendapat anugrah seorang anak autis selalu diberi kesabaran .keikhlasan, dalam menjaganya ...Amin
BalasHapusSekedar intermezzo saja, Kisah yang menyayat hati, ortu mana yg tidak sedih dg hal itu tp anak saya juga begitu persis tp tidak sepenuhnya mirip. Diawal kami juga mengira semua normal dan baik baik saja. Semua anak hiperaktif dan autis punya tingkat masalah yg berbeda (hampir) tidak semua sama. Ada yg begini dan begitu dst. Pilu ? Jelas. Sdh hampir 2tahun ini kami melakukan terapi khusus dg biaya yg tidak murah. Semoga semua anak berkebutuhan khusus bisa menjadi baik. Kenapa yaa hampir semua makanan banyak mengandung gula, pengawet, vetsin, dg kemasan yang bakalan menghantui anak autis dan hiperaktif. Doakan yaa semoga anak saya bisa sembuh juga.
BalasHapusTrimakasi utk inspirasinya bunda,mohon infonya bun d mana ananda sklh saat ini krn sy jg domisili surabaya dan anak sy pun autis .... trimaaksi
HapusTrimakasi utk inspirasinya bunda,mohon infonya bun d mana ananda sklh saat ini krn sy jg domisili surabaya dan anak sy pun autis .... trimaaksi
Hapustrimakasih sekali untuk postingan ini bund.. saya sangat terharu dan menangis membacanya.. anakku masih 17bulan.. namun saya mulai mencermati ada tanda2 autis.. semoga ini petunjuk Allah untuk penanganan dini kepada anak saya.. dan minta doanya agar lekas sembuh.. amin
BalasHapusAlhamdulillah, anakku juga autis tapi ganteng dan tinggi besar, namun sayang anakku saya home scoolingkan seminggu hanya 3 kali, karena ketidak sanggupan biaya yang harus dibayar apabila disekolahkan inclusi bun, mudah2an saya bisa berangkat haji dan saya akan ikuti pengalaman bunda tersebut, bolehkah saya sharing bun tinggal jenengan dimana kebetulan saya juga domisili di Surabaya saya tunggu balasannya
BalasHapusTerimakasih bunda atas sharingnya.
BalasHapusJujur hari ini saya terpukul sekali krna anak saya divonis ASD. anak saya 20 bulan tp belum bs bicara, belum mengenal namanya sendiri, kontak mata tidak pernah lma dan tdk bs menunjuk. Sy masih berharap anak saya hanya masih dalam tahap "belum bisa"
Saya dlm fase denial, jauh dilubuk hati saya sy yakin anak saya baik2 saja. Hanya speech delay. Walaupun saya jg tdk bs mengabaikan dokter utk harus melakukan terapi2.
Terimakasih bunda, doakan kmi sekuat keluarga bunda. 🙏🏻
bun. kalau boleh tahu, sekarang usia anak sdh brp? bagaimana perkembangannya?
HapusYa allah sedih banget ngedengarnya...sama anak'ku juga laki" umur 3 tahun belum bisa bicara cuma ngoceh" tdk dapat di mengerti,gak bisa diam dan kalau di panggil gak pernah respon...ya allah semoga anak aku juga mendapat mukjizat dari allah swt dengan di barengin doa munajat sama allah aku juga insya allah akan yakin seyakin"nya hanya ridho allah yang dapat menyembuhkan penyakit anak'ku tak ada yang tak mungkin melainkan ridho dan barokah dari allah kita asal dari tanah pasti akan kembali lagi ke tanah begitu juga dengan penyakit tadinya normal bakal kembali normal lagi...ya allah mbak titip salam buat anaknya ya do'ain anak aku juga semoga sembuh amin
BalasHapusAnakku abk 12 thun usia y sulit d nasehati kejailan y trkdang bkin kesal ak ibu y sdh brulang" d nasehati tk kunjung di dengar terkdang ak ngomel dn smp pugul pantatnya krna ksel malu dng kenakalan y...ak bingung hrus gmn cra mendidiknya sbr pelan sdh ttp hsil y gt" jg. .mhon bntuan y trima ksih
BalasHapusAnakku abk 12 thun usia y sulit d nasehati kejailan y trkdang bkin kesal ak ibu y sdh brulang" d nasehati tk kunjung di dengar terkdang ak ngomel dn smp pugul pantatnya krna ksel malu dng kenakalan y...ak bingung hrus gmn cra mendidiknya sbr pelan sdh ttp hsil y gt" jg. .mhon bntuan y trima ksih
BalasHapusSekedar masukan agar kita waspada dan hati hati terhadap...... Karena autis menurut saya pribadi merupakan penyakit yg disengaja oleh eksperimen senjata biologis pihak asing yg tersebar melalui udara chemtrail. Bagi ibu hamil saya sarankan agar berhati hati dan waspada dari paparan senjata biologis chemtrail. Untuk lebih jelas silahkan kunjungi link berikut ini https://indocropcircles.wordpress.com/2011/11/20/depopulasi-dunia-pesawat-semprot-zat-kimia-berupa-chemtrails-di-angkasa/
BalasHapusDoakan saya juga ya mom semua, anakku sudah melakukan asesmen di salah satu daerah dan pihak sana dan psikolog tidak menyatakan bahwa anak saya autis hanya motorik halus nya terlambat setengah tahun, tapi saya sedih kdang anak saya sering berbicara sendiri tapi tidak jelas, suka mondar mandiri didlm rumah tidak bisa duduk sebentar saja walau 1/2 menit, bicara masih hanya beberapa kata tapi lebih cenderung diam tidak bahagia murung. Bantu tips agar anak yg seperti ini sehari harinya bahagia kdang saya sedih kalau diajak main ke tetangga gak mau berbaur lebih asyik sendiri bissmillah semoga aku diberi mukjizat oleh Allah untk kesembuhan anakku Althafariz Rahandika❤
BalasHapus